Jumat, 25 Januari 2013

Pura-pura saja(lah)


Teruntuk sebuah kenangan yang tak akan pernah bisa aku hapus adanya hingga nanti mungkin aku amnesia...

saat aku memutuskan untuk melanjutkan kesalahnku dengan mencintaimu dalam diam 3 tahun yang lalu, aku mengerti akan arti sebuah ketulusan dan keharusan hidup untuk tetap berjalan. saat hatiku tak bisa menjadi tempat kau bersandar, maka aku biarkan telinga ini jadi tempat suara keluhmu terdengar dan sampai sekarang aku telah mendengar mungkin terlalu banyak hingga rasanya begitu sakit.

sejujurnya saja, aku lelah dan cukup malas untuk menulis tentangmu (lagi) tapi waktu bersamamu, aku terlalu menjadikan hatiku begitu lemah dan melankolis. hingga pada saat aku sampai pada tahap melupakan, aku merasa sangat dilupakan. penantian, kejujuran, dan ketulusan hanya berupa sampah yang mesti dibuang dari tempatnya sekarang. aku lelah mengungkapkannya, mengeluarkanmu dari kepala tapi kemudian jadi tulisan yang setiap malam aku baca dalam buku diariku. lalu apa bedanya, aku hanya mengeluarkanmu dari ingatan sebentar lalu kemudian menarikmu lagi kembali ke saat lalu dalam bayangan semu.

melihatmu setiap hari melihatku seperti tak tau apa yang pernah dan telah berlalu, mampu menyayatku tanpa bekas yang sakitnya tak pernah lekas lepas. aku sudah cukup lama berperan sebagai perempuan yang berpura-pura, tapi aku tak pernah berhenti membutuhkan peran itu lagi dan lagi. kali ini bahkan lebih absurd, berpura-pura tidak usah mengenalmu.

aku tak pernah meminta apapun padamu sebelum ini, bukan? tapi kali ini bisakah kau pura-pura saja tak mengenalku, sama seperti yang pernah kau lakukan 3 tahun lalu? itu sangat membantuku merelakanmu bahagia dengan wanita selain aku...:)

Sumbawa Besar, 25 Januari 2013
Dilla Zhafarina





0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog. Copyrights 2011.