Rabu, 20 Maret 2013

Bianglala

derai hujan di siang hari itu
Menyaksikan bianglala usang
Tegak berdiri di atas tanah yg blum basah
Berputar besamaan detik detik waktu
Menyerahkan diri pada tiap jam yg berlalu

Tiap putaran adalah roh
Tiap yang menginjak'y adalah teman yg meletakan kerapuhan diatasnya
Lalu setiap menit yg terlewati adalah hitungan mundur sebuah kehancuran
Bianglala tetap tegak berdiri
Biar satu persatu keindahan'y pergi
Sudah lama ia rindu pada kesempurnaan

Takdir bisa perbaiki semua
Bianglala usang kembali kokoh
Namun bila semua dipugar hanya untuk di hancurkan lagi
Pantaskah untuk tetap bertahan...
11 maret 2011
Dz






0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 

This Template Was Found On Elfrida Chania's Blog. Copyrights 2011.